Cari Blog Ini

Pengunjung

Pengikut

Minggu, 12 April 2020

Balance Score Card

1.Definisi Balanced Scorecard
Bagi sebuah perusahaan maupun organisasi, penting adanya suatu sistem penilaian kinerja guna mengoptimalkan visi dan misi dalam perencanaan bisnis yang strategis. Singkatnya, sistem penilaian kinerja dibutuhkan untuk menciptakan kinerja yang baik dalam melayani pelanggan, menyejahterakan karyawan, serta memuaskan pemilik dan para stakeholder.

Sistem penilaian kinerja memungkinkan suatu perusahaan mengelola bisnisnya secara seimbang. Dari mulai merencanakan, menilai, sampai mengontrol kinerja seluruh komponen perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan dan disepakati.
Salah satu sistem penilaian kinerja yang efektif, efisien, dan bersifat modern ialah Balanced Scorecard. Mulanya, sistem ini muncul untuk menyempurnakan sistem penilaian kinerja tradisional yang sebelumnya dianut oleh banyak perusahaan. Sistem penilaian kinerja tradisional hanya berfokus pada perspektif keuangan yang jauh dari keseimbangan sistem.

2. Kapan Menggunakan BSC?
Sebelum menganut sistem penilaian kinerja modern Balanced Scorecard, sebagian besar perusahaan masih menganut sistem tradisional yang mengedepankan tangible asset yang melingkupi aspek finansial dan keuntungan semata. Sistem tradisional tersebut menggunakan penilaian keuangan ROI (Return on Investment), profit margin, maupun rasio operasi yang mengedepankan kekayaan serta laba yang cenderung hanya meraup keuntungan jangka pendek.
Jika perusahaan ingin bertahan selama mungkin di masa mendatang dan bersaing secara kompetitif di era informasi, maka perusahaan harus mulai memikirkan keuntungan jangka panjang. Salah satunya dengan memikirkan loyalitas pelanggan. Dalam sistem penilaian kinerja Balanced Scorecard, loyalitas pelanggan menjadi salah satu perspektif yang diperhatikan dan dikatagorikan sebagai Intangible Asset yang menyangkut pentingnya sumberdaya manusia.
Perspektif-perspektif non keuangan tersebut akan memberikan keuntungan yang saling menguntungkan antara pemilik perusahaan, para pemegang saham, maupun para pelanggan yang loyal dan bersifat profit. Untuk lebih lengkapnya, terdapat beberapa alasan spesifik terkait ketepatan waktu sebuah perusahaan menganut sistem penilaian kinerja Balanced Scorecard, yaitu :
a.   Harga
Loyalitas pelanggan menjadi sangat penting di tengah maraknya kompetitor di ranah produk yang sama bagi sebuah perusahaan. Persaingan akan semakin gencar dengan diluncurkan banyak sistem yang mempermudah tranksaksi produk. Jika perusahaan masih berkutat di sistem tradisional tanpa adanya transformasi performa meliputi inisiatif maupun inovasi, maka bukan tidak mungkin jika perusahaan tersebut akan bangkrut sewaktu-waktu tergerus oleh zaman dan kebutuhan.

b. Produktivitas
   Produktivitas akan mempengaruhi harga (meliputi keuntungan dan laba) pada produk perusahaan. Perusahaan yang kurang produktif dalam memanajemen sumberdaya manusia tentu akan mengalami kerugian yang signifikan di masa sekarang maupun di masa mendatang

c. Provitabilitas
    Konsep profit atau keuntungan tidak akan terlaksana tanpa adanya sistem yang terintergrasi dan menyeluruh. Sistem penilaian kinerja Balanced Scorecardakan melingkupi seluruh aspek yang mengedapankan pengembangan seluruh sumberdaya yang ada. Hal ini apabila diterapkan secara konsisten akan mampu mendongkrak nilai keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

3  Balance Score Card dan Key Performance Indicator (KPI)
Untuk meningkatkan kinerja eksekutif perusahaan, banyak digunakan sistem maupun metode yang mendukung. Di antara beraneka ragam penilaian dan indikator yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya muncullah KPI (Key Performance Indicators) dan Balanced Scorecard.
KPI sederhananya adalah suatu branchmarking dan merupakan bagian dari Balanced Scorecard. Branchmarkingmerupakan tehnik pengukuran hasil kerja. Beberapa pengukuran hasil kerja kemudian dibandingkan dan dipilih bagian yang terbaik untuk meningkatkan performa suatu perusahaan. Branchmarkingpada akhirnya menjadi salah satu cara efektif dalam suatu manajemen perusahaan.Dalam sistem Balanced Scorecard, KPI biasanya dioptimalkan pada perspektif internal bisnis.
Dalam pelaksanaan Balanced Scorecard, dibutuhkan indikator-indikator untuk mengukur keberhasilan mencapai tujuan. Empat perspektif yang diharapkan bisa menggeserkan pemahaman tradisional terhadap sebatas keuntungan finansial membutuhkan KPI untuk melakukan penilaian yang bersifat kuantitatif.terdapat beberapa karakteristik KPI, yaitu :
·    Refleksi tujuan KPI yang digunakan perusahaan berbanding lurus dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan peningkatan pelayanan perusahaan menggunakan KPI pengukuran kualitas pelayanan. Sedangkan tujuan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan menggunakan KPI pengukuran keuntungan.
·      Menjadi kunci kesuksesanKPI digunakan untuk memfokuskan pada tujuan, sehingga penilaian yang digunakan dipersempit pada yang mendekati tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
·       KPI bisa dijadikan acuan perbandingan.KPI harus menggunakan variable yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Mulai dari definisi sampai metode perhitungan.

Contoh BSC dan KPI dengan menggunakan 4 Variabel terhadap kinerja cabang dengan Variabel : Penjualan, Collection, Inventory dan Profit Cabang yang ada di Sumatra

No
Cabang
Penjualan
Collection
Profit
Inventory
Total
Peringkat
1
Aceh
8
7
8
8
31
2
2
Padang
7
7
8
7
29
3
3
Jambi
6
5
6
7
24
4
4
Riau
5
5
5
6
21
5
5
Palembang
7
3
8
2
20
7
6
Lampung
1
8
8
3
20
6
7
Bengkulu
8
8
8
10
34
1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar